Popularitas Pecel Lele Lamongan, Penguasa Kuliner Malam di Berbagai Daerah

Sumber : www.kulinermalang.com

Bagi kamu fans kulineran malam kaki lima, pecel lele ialah makanan yang termudah ditemui. Bahkan juga nyaris setiap wilayah di pulau Jawa dan banyak daerah di Sumatra tentu tidak asing dengan warung tenda pecel lele. Cita-rasa renyah dari ikan lele dan sambal bersatu dengan lahapan fresh membuat siapa susah menampik kesedapan kulineran satu ini. Pecel lele dipandang datang dari wilayah Jawa tengah, tetapi ada pula yang memandang datang dari Jawa Timur persisnya dari Lamongan.

 

Perbedaan pendapat ini karena di wilayah Jawa tengah memang banyak penjual pecel lele, nach jika asumsi pecel lele dari Lamongan karena pertama kalinya kulineran ini diperkenalkan oleh orang Lamongan yang mengelana ke luar wilayah hingga disebutkan dengan pecel lele Lamongan. Banyak pencinta kulineran ini yang ingin tahu dengan asal mula pecel lele Lamongan. Kenapa disebutkan ‘pecel’ walau sebenarnya benar-benar tidak ada bumbu kacang ciri khas pecel secara umum? Dibanding penasara, yok baca asal mula pecel lele Lamongan berikut!

 

Zaman dulu orang asli Lamongan mempunyai larangan makan ikan lele. Menurut dogma yang tersebar, bila orang asli Lamongan makan ikan lele, maka terkena kemalangan

 

Cerita ini kerap membuat pencinta pecel lele Lamongan ingin tahu, kenapa orang Lamongan tidak bisa makan ikan lele walau sebenarnya mereka jual pecel lele Lamongan. Narasi itu berawal saat Sunan Giri mengutus Bayapati untuk cari pusakanya yang lenyap di wilayah Lamongan. Sesudah mendapatkan pusaka itu, Bayapati dicegat oleh Joko Luwuk sebagai penguasa wilayah Lamongan. Untuk mengelabuhi Joko Luwuk, Bayapati menceburkan diri ke sungai yang sarat dengan ikan lele. Usaha itu pada akhirnya sukses membuat Joko Luwuk menduga jika Bayapati sudah lenyap dikonsumsi ikan lele.

 

Joko Luwuk yang kesal karena tidak dapat memperoleh pusaka punya Sunan Giri, pada akhirnya bersumpah jika semua warga Lamongan tidak bisa makan ikan lele. Bersamaan mengembangnya jaman, narasi itu dipandang dogma untuk mayoritas orang karena sumpah Joko Luwuk tidak dapat dibuktikan . Maka saat ini lebih banyak kok, orang Lamongan yang makan ikan lele.

 

Banyak warga Lamongan yang mengelana ke ibukota untuk jualan makanan di tahun 60-an. Menu pecel lele diputuskan karena ikan lele waktu itu termudah didapatkan

 

Awalnya pecel lele cuman jadi opsi menu selainnya soto Lamongan yang dipasarkan di Jakarta. Tetapi rupanya banyak yang menyenangi pecel lele, hingga di tahun 70-an banyak mulai penjual pecel lele. Sebetulnya di Lamongan sendiri menu ini awalannya bukan dengan bahan dasar ikan lele, tetapi daging unggas seperti ayam, bebek dan burung dara. Tetapi, waktu itu ikan lele diputuskan sebagai alternative bahan baku yang termudah didapatkan di Jakarta. Awalannya beberapa orang Jakarta kurang sukai konsumsi lele. Tetapi, semenjak diproses dengan ciri khas Lamongan, lele menjadi satu diantara makanan favorite di Jakarta.

 

Banyak yang ingin tahu dengan pecel lele: pecel tetapi tidak ada bumbu pecelnya. Rupanya nama aslinya ‘pecek lele’!

 

Dilansir dari Grid, awalannya pecel lele Lamongan di Jakarta namanya pecek lele. Pecek sendiri sebagai langkah penyuguhan makanan ciri khas Jawa Timur, yaitu lauk yang dipecek atau digeprek di atas sambal. Nach, saat pecek lele mulai dikenali di Jakarta, banyak konsumen yang keliru memahami karena namanya serupa dengan makanan ciri khas Betawi yaitu ‘pecak’. Pecak ciri khas Betawi sendiri sebagai suiran ikan air tawar terhitung lele yang dimasak atau dibakar lalu disiram dengan kuah santan berbumbu cabe dan kemiri.

 

Supaya membandingkan pecek lele Lamongan dan pecak lele Betawi, pada akhirnya penyebutan ‘pecek’ ditukar jadi ‘pecel’. Karena sangat terkenalnya pecel lele Lamongan di Jakarta, pada akhirnya di tahun 80-an banyak penjual pecel lele yang jualan di beberapa wilayah di pulau Jawa. Sekarang ini di Lamongan sendiri, kulineran legendaris ini masih tetap disebutkan dengan pecek lele . Maka, panggilan pecel lele cuman populer di luar wilayah Lamongan. Nach, sudah terjawab ya, mengapa pecel lele tidak ada bumbu pecelnya

 

Fakta menarik masalah banner pecel lele Lamongan yang dibikin serupa di semua wilayah dan argumen kenapa pecel lele dipasarkan pada malam hari

 

Keunikan pecel lele Lamongan rupanya kerap kali memunculkan rasa ingin tahu di pikiran pencinta kulineran malam hari ini. Masalahnya nyaris dapat ditegaskan tiap tenda pecel lele Lamongan di beberapa wilayah mempunyai warna dan gambar yang serupa. Cuman nama pemilik atau nama warungnya saja yang lain, tetapi masih tetap dengan beberapa warna yang serupa. Dikutip dari CNN, kemiripan banner pecel lele Lamongan sebetulnya bukan satu tersengajaan. Tetapi, bersamaan terkenalnya pecel lele Lamongan di beberapa wilayah membuat beberapa pedagang ingin memperlihatkan keunikan pecel lele Lamongan dari penampilan spanduknya.

 

Warna-warna jelas diputuskan untuk mengundang perhatian konsumen karena pecel lele umumnya cuman dipasarkan pada malam hari. Warna dasar banner menyengaja dibikin putih, sementara ornament lain dalam sepanduk warna jambon, hijau dan jingga jelas, jadi gampang kelihatan di waktu malam hari. Pecel lele Lamongan memang sama sebagai kulineran malam menurut beberapa orang Lamongan, malam hari beberapa orang yang malas mengolah dan cenderung pilih beli makanan untuk makan malam.

 

Nah, itulah narasi unik dibalik terkenalnya pecel lele Lamongan sebagai kulineran ciri khas yang sedap dan disukai beragam kelompok. Apa kamu salah satunya fans pecel lele Lamongan?