Buah naga adalah salah satu buah populer yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Buah naga mempunyai berbagai jenis dan warna yang menarik, serta memiliki kandungan air yang tinggi sehingga terasa segar saat mengonsumsinya.
Baca juga :
Jasa Publikasi Jurnal Nasional dan Internasional 2022
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (27/12/2022), kondisi iklim di Indonesia yang sangat mendukung membuat banyak orang mulai melakukan budidaya atau menanam buah naga.
Dalam budidaya buah naga, seringkali mengalami kegagalan, mulai dari rontok bunga, rontok buah, busuk batang, gagal penyerbukan hingga tanaman buah naga mati.
Umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38 sampai 40 derajat celcius.
Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11 sampai 17 bulan. Buah naga sangat adaptif dibudidayakan di berbagai daerah dengan ketinggian antara nol sampai 1.200 mdpl.
Hal terpenting adalah mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah naga.
Dalam budidaya buah naga, syarat-syarat tumbuh tanaman buah naga harus dipenuhi. Menanam buah naga sebaiknya ditanam di dataran rendah yang mempunyai ketinggian antara 20 sampai dengan 500 mdpl.
Tekstur tanah yang sesuai dalam budidaya buah naga adalah gembur, porous, memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, mengandung unsur hara yang lengkap serta memiliki pH tanah 5 sampai 7. Tanaman buah naga membutuhkan ketersediaan air yang cukup, karena tanaman ini tidak tahan kekeringan tapi akan membusuk bila kelebihan air.
Buah naga membutuhkan sinar matahari yang penuh, untuk mempercepat dan memaksimalkan proses pembungaan.
Ada dua cara membuat bibit, yaitu dengan cara generatif (dari biji) dan vegetatif (stek). Sebaiknya menggunakan cara vegetatif (stek) karena hasilnya sudah pasti sama dengan induknya dan berbuahnya cepat karena tinggal memilih induk yang bagus dan merawat bibit tersebut.
Adapun bila dilakukan dengan cara generatif, selain hasilnya bisa berbeda dengan induk, diperlukan tempat penangkaran khusus. Hal ini membuat orang-orang lebih memilih cara generatif.
Untuk mendapatkan buah yang sempurna, Anda harus memilih tanaman induk yang baik. Sifat induk nantinya akan menurun pada anakannya termasuk buahnya.
Jika hendak membeli bibit buah naga, maka harus dilihat terlebih dahulu ciri-cirinya, yaitu bertunas minimal empat, umur bibit sudah dua bulan atau lebih, tinggi bibit termasuk tunas baru minimal 50 cm namun dapat diusahakan 80 cm, batang hijau sehat, tidak ada tanda-tanda penyakit, induk yang baik sudah berbuah minimal tiga kali.
Kemudian, cara membuat bibit buah naga dengan metode stek adalah pertama, carilah induk yang bagus, yang pernah berbuah minimal empat kali, diameternya besar yakni kurang lebih 8 cm, panjangnya minimal 80 cm.
Setelah itu, carilah batang yang berwarna hijau kelabu, tampak sehat, keras dan tua. Calon bibit tidak boleh busuk atau terkena penyakit.
Potonglah batang yang panjangnya 80 sampai 120 cm, sisakan 20 persen bagian induknya agar tetap tumbuh, adapun bagian 80 persen untuk dijadikan bibit.